Author: Ritthy Carroll

  • Meninggalnya Sam Bobo: Kontribusi Besar Industri Musik

    Meninggalnya Sam Bobo: Kontribusi Besar Industri Musik – Industri musik dunia berduka atas kehilangan salah satu penulis lagu terkemuka, Sam Bobo, yang meninggal dunia. Dalam artikel ini, kita akan merenungkan perjalanan karirnya, menghormati karyanya yang ikonik, serta menyelami dampak yang ia tinggalkan dalam dunia musik.

    Profil Singkat

    Sam Bobo, nama pena dari Samuel Robert Bobo, adalah penulis lagu yang memiliki andil besar dalam industri musik. Lahir pada 3 Mei 1955, ia tumbuh menjadi salah satu penulis lagu yang paling dihormati dalam genre musik country dan pop.

    Perjalanan Karir

    Karir Sam Bobo dimulai pada awal 1980-an ketika ia mulai menulis lagu-lagu country yang sukses untuk artis-artis ternama seperti George Strait, Alabama, dan Reba McEntire. Kemampuannya untuk menciptakan lirik yang kuat dan melodi yang mendalam segera membuatnya menjadi salah satu penulis lagu yang paling dicari dalam industri musik Nashville.

    Karya-Karya Cemerlang

    Karya-karya Sam Bobo telah menjadi bagian integral dari berbagai album dan lagu-lagu sukses. Beberapa lagu karyanya yang paling terkenal termasuk “Does Fort Worth Ever Cross Your Mind” oleh George Strait, “Jukebox in My Mind” oleh Alabama, dan “You Lie” oleh Reba McEntire. Lagu-lagu ini tidak hanya meraih kesuksesan komersial yang besar, tetapi juga menjadi lagu-lagu yang dicintai oleh penggemar musik di seluruh dunia.

    Pengaruh dalam Industri Musik

    Sam Bobo bukan hanya seorang penulis lagu yang mahir, tetapi juga seorang mentor dan inspirator bagi banyak musisi muda. Gaya penulisan lagunya yang autentik dan emosional telah mempengaruhi banyak penulis lagu generasi berikutnya, menciptakan warisan yang abadi dalam industri musik.

    Kabar Duka

    Kabar duka atas meninggalnya Sam Bobo menggetarkan dunia musik. Penggemar, rekan musisi, dan industri musik secara keseluruhan merespons dengan kesedihan yang mendalam, mengingat karya-karya ikoniknya dan mendoakan yang terbaik bagi keluarga dan teman-temannya.

    FAQ tentang Meninggalnya Sam Bobo

    Apa Yang Membuat Sam Bobo Begitu Berpengaruh dalam Industri Musik?

    Sam Bobo dikenal karena kemampuannya dalam menulis lirik yang kuat dan melodi yang mendalam, yang telah memengaruhi banyak musisi dan penggemar di seluruh dunia.

    Apa Lagu-Lagu Terkenal yang Diciptakan oleh Sam Bobo?

    Beberapa lagu terkenal yang diciptakan oleh Sam Bobo termasuk “Does Fort Worth Ever Cross Your Mind” oleh George Strait, “Jukebox in My Mind” oleh Alabama, dan “You Lie” oleh Reba McEntire.

    Bagaimana Pengaruh Sam Bobo dalam Industri Musik Nashville?

    Sam Bobo memiliki pengaruh yang besar dalam industri musik Nashville, menjadi salah satu penulis lagu paling dicari dan dihormati dalam genre country.

    Bagaimana Reaksi Industri Musik Terhadap Kabar Duka Ini?

    Industri musik merespons dengan kesedihan mendalam atas meninggalnya Sam Bobo, mengingat kontribusinya yang besar dalam menciptakan lagu-lagu yang timeless dan inspiratif.

    Apa Pesan yang Ditinggalkan Sam Bobo Bagi Penggemar dan Rekan Musisi?

    Sam Bobo meninggalkan pesan tentang pentingnya autentisitas dalam musik, serta kekuatan yang dimiliki lagu-lagu untuk menyentuh hati dan jiwa.

    Bagaimana Warisan Sam Bobo Akan Dikenang dalam Industri Musik?

    Warisan Sam Bobo akan terus dikenang sebagai salah satu penulis lagu terbesar dalam industri musik, dengan karya-karyanya yang timeless yang akan terus menginspirasi generasi-generasi musisi masa depan.

    Meninggalnya Sam Bobo merupakan kehilangan besar bagi dunia musik, tetapi warisannya akan terus hidup melalui lagu-lagu yang ia ciptakan. Karya-karyanya akan terus menyentuh hati dan jiwa para penggemar musik di seluruh dunia, memberikan kenangan yang abadi tentang bakatnya yang luar biasa dalam menciptakan lagu-lagu yang tak terlupakan.

  • Meninggalnya Marga T: Mengenang Warisan Sastra Indonesia

    Meninggalnya Marga T: Mengenang Warisan Sastra Indonesia – Dunia sastra Indonesia meratapi kehilangan seorang ikon, penulis novel terkenal Marga T, yang meninggal dunia di Australia pada usia yang terlalu muda. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri perjalanan karirnya, menghormati karyanya yang memengaruhi generasi, serta menjelajahi warisan sastra yang ia tinggalkan bagi Indonesia.

    Profil Singkat

    Marga T, atau nama lengkapnya, Margaretha Tamba, lahir pada 22 April 1944 di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Ia dikenal sebagai salah satu penulis novel terkemuka Indonesia dengan gaya penulisan yang khas dan tema-tema yang mendalam. Karyanya sering kali memperjuangkan hak-hak perempuan dan memerangi ketidakadilan sosial.

    Perjalanan Karir

    Marga T memulai karir sastranya sebagai penulis cerita pendek di majalah-majalah dan surat kabar sejak tahun 1970-an. Namun, namanya mulai meroket ketika novel pertamanya, “Ketika Cinta Bertasbih,” diterbitkan pada tahun 1983. Novel ini tidak hanya sukses secara komersial, tetapi juga mendapatkan banyak pujian dari para kritikus sastra.

    Karya-Karya Cemerlang

    Selama karirnya, Marga T telah menulis lebih dari 50 novel yang menggambarkan kisah-kisah kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Karya-karyanya mencakup berbagai genre, mulai dari roman percintaan hingga drama keluarga, dan sering kali menyoroti isu-isu sosial seperti perempuan, agama, dan politik.

    Pengaruh dalam Sastra Indonesia

    Marga T diakui sebagai salah satu penulis yang paling berpengaruh dalam sastra Indonesia modern. Karya-karyanya telah menjadi bahan bacaan wajib di banyak sekolah dan universitas di Indonesia, dan warisannya akan terus menginspirasi generasi penulis muda untuk menciptakan karya-karya yang bermakna.

    Kabar Duka

    Kabar duka atas meninggalnya Marga T mengejutkan banyak orang di Indonesia. Penggemar dan rekan penulis mengungkapkan kesedihan mereka melalui media sosial, mengenang kenangan indah bersama sang penulis dan menghormati kontribusinya yang tak terlupakan dalam sastra Indonesia.

    FAQ tentang Meninggalnya Marga T

    Apa Yang Membuat Karya Marga T Begitu Berpengaruh dalam Sastra Indonesia?

    Karya-karya Marga T diakui karena gaya penulisan yang khas dan tema-tema yang mendalam, sering kali memperjuangkan hak-hak perempuan dan memerangi ketidakadilan sosial.

    Apa Novel Marga T yang Paling Terkenal?

    Salah satu novel paling terkenal Marga T adalah “Ketika Cinta Bertasbih,” yang meraih kesuksesan besar secara komersial dan mendapatkan pujian dari para kritikus sastra.

    Bagaimana Karya-Karya Marga T Mempengaruhi Generasi Penulis Muda?

    Karya-karya Marga T telah menjadi sumber inspirasi bagi generasi penulis muda Indonesia, mendorong mereka untuk menciptakan karya-karya yang bermakna dan memperjuangkan isu-isu sosial yang penting.

    Apa Pesan yang Ditinggalkan Marga T Bagi Dunia Sastra Indonesia?

    Marga T meninggalkan pesan tentang pentingnya memperjuangkan keadilan sosial melalui sastra, serta pentingnya menjaga warisan budaya Indonesia dalam karya-karya sastra.

    Bagaimana Reaksi Masyarakat Indonesia Terhadap Kabar Duka Ini?

    Masyarakat Indonesia merespons kabar duka atas meninggalnya Marga T dengan kesedihan mendalam, mengenang kontribusinya yang besar dalam sastra Indonesia dan meninggalkan pesan penghormatan melalui media sosial dan acara peringatan.

    Bagaimana Marga T Akan Diingat dan Dikenang di Masa Depan?

    Marga T akan terus diingat dan dikenang sebagai salah satu ikon sastra Indonesia, dengan karyanya yang tetap hidup dan menginspirasi generasi-generasi masa depan untuk menghargai dan memperjuangkan nilai-nilai keadilan sosial dan keberagaman budaya.

    Meninggalnya Marga T merupakan kehilangan besar bagi dunia sastra Indonesia. Namun, warisan karyanya akan terus hidup dan menginspirasi generasi-generasi masa depan untuk menciptakan karya-karya yang berarti dan memperjuangkan isu-isu penting dalam masyarakat.

  • Mengenang Shinsadong Tiger: Kehilangan Industri Musik K-pop

    Mengenang Shinsadong Tiger: Kehilangan Industri Musik K-pop – Industri musik K-pop telah kehilangan salah satu penulis lagu terkemuka, Shinsadong Tiger, yang meninggal dunia pada usia yang terlalu muda. Dalam artikel ini, kita akan menghormati warisan musiknya, merayakan kontribusinya dalam menciptakan hits terbesar K-pop, serta menjelajahi dampak yang ia tinggalkan dalam industri musik Korea Selatan.

    Menciptakan Suara K-pop

    Shinsadong Tiger, yang nama aslinya adalah Lee Ho-yang, adalah salah satu produser musik yang paling dihormati dalam industri K-pop. Ia dikenal karena gaya musik yang unik dan inovatif, yang telah membantu membentuk identitas suara K-pop modern. Dari lagu-lagu penuh energi hingga balada romantis, karyanya telah menyentuh jutaan hati penggemar di seluruh dunia.

    Hits Terbesar dan Kolaborasi

    Selama karirnya yang gemilang, Shinsadong Tiger telah menciptakan sejumlah hits terbesar K-pop. Lagu-lagu seperti “Gee” oleh Girls’ Generation, “Trouble Maker” oleh Trouble Maker, dan “Roly-Poly” oleh T-ara adalah hanya beberapa contoh dari karya-karya cemerlangnya yang telah membangun fondasi untuk kesuksesan global K-pop. Selain itu, ia juga terlibat dalam berbagai kolaborasi dengan artis-artis terkenal, baik sebagai produser maupun penulis lagu.

    Pengaruh Terhadap Generasi Berikutnya

    Shinsadong Tiger tidak hanya menciptakan lagu-lagu yang populer di era mereka, tetapi juga telah memberikan inspirasi bagi generasi berikutnya dari produser musik K-pop. Gaya uniknya dalam menulis lagu dan produksi musik telah menjadi model bagi banyak talenta muda yang bermimpi untuk sukses dalam industri ini. Warisannya tidak hanya terdengar dalam lagu-lagu yang ia buat, tetapi juga dalam para penggemar dan musisi yang terinspirasi olehnya.

    Trajektori Karir yang Cemerlang

    Sebelum kesuksesannya di dunia K-pop, Shinsadong Tiger memulai karirnya sebagai musisi independen dan penulis lagu. Dengan ketekunan dan bakatnya yang luar biasa, ia akhirnya mendapatkan perhatian dari industri musik Korea Selatan dan mulai bekerja dengan beberapa label rekaman terkemuka di negara itu. Kesuksesannya sebagai produser dan penulis lagu K-pop menjadi bukti bahwa impian bisa terwujud dengan kerja keras dan dedikasi.

    FAQ tentang Shinsadong Tiger

    Apa Yang Membuat Shinsadong Tiger Begitu Istimewa dalam Industri Musik K-pop?

    Shinsadong Tiger dikenal karena gaya musik yang unik dan inovatifnya serta kemampuannya untuk menciptakan hits besar yang meraih popularitas global.

    Apa Lagu-Lagu K-pop Terkenal yang Diciptakan oleh Shinsadong Tiger?

    Beberapa lagu terkenal yang diciptakan oleh Shinsadong Tiger termasuk “Gee” oleh Girls’ Generation, “Trouble Maker” oleh Trouble Maker, dan “Roly-Poly” oleh T-ara.

    Bagaimana Kematian Shinsadong Tiger Mempengaruhi Industri Musik K-pop?

    Kematian Shinsadong Tiger merupakan kehilangan besar bagi industri musik K-pop, namun warisannya tetap hidup melalui karya-karya cemerlangnya dan inspirasi yang ia berikan kepada generasi berikutnya.

    Apa Pesan yang Ditinggalkan Shinsadong Tiger kepada Penggemarnya?

    Shinsadong Tiger adalah contoh yang menginspirasi tentang bagaimana kegigihan, bakat, dan dedikasi dapat membawa seseorang ke puncak kesuksesan dalam industri musik.

    Bagaimana Penggemar dan Rekan Industri Merespons Kematian Shinsadong Tiger?

    Penggemar dan rekan industri merespons kematian Shinsadong Tiger dengan kesedihan mendalam dan mengucapkan belasungkawa kepada keluarga dan teman-temannya.

    Apa Harapan untuk Masa Depan Industri Musik K-pop Setelah Kehilangan Shinsadong Tiger?

    Meskipun kehilangan Shinsadong Tiger meninggalkan kekosongan besar dalam industri musik K-pop, harapan untuk masa depan adalah agar para produser muda terus menginspirasi dan menciptakan karya-karya yang mengesankan, meneruskan warisan kreativitas dan inovasi yang ditinggalkan oleh Shinsadong Tiger.

    Dengan kepergian Shinsadong Tiger, industri musik K-pop kehilangan salah satu pilar utamanya. Namun, warisan musiknya akan tetap hidup selamanya, menginspirasi generasi masa depan dari musisi dan penggemar di seluruh dunia.

  • Novelis Terkenal Yang Menjadi Penulis Skenario

    Novelis Terkenal Yang Menjadi Penulis Skenario

    Novelis Terkenal Yang Menjadi Penulis Skenario – Herman Melville pernah berkata, ‘Untuk menghasilkan buku yang hebat, Anda harus memilih tema yang hebat.’ Mungkin tema-tema perkasa itulah yang membuat Hollywood begitu tertarik untuk menceritakan kembali buku-buku perkasa sebagai film-film perkasa. Transisi tidak selalu mulus. Menulis untuk membaca dan menulis untuk dilihat adalah dua usaha yang sangat berbeda. Namun, penulis yang beralih menjadi penulis skenario ini telah membuktikan kehebatan mereka baik di halaman maupun di layar lebar.

    Truman Capote

    Truman Capote terkenal dengan mega hit sastra In Cold Blood dan Breakfast at Tiffany’s, yang keduanya diadaptasi untuk layar perak. Capote membuat perampokan singkat ke dalam penulisan skenario dengan The Innocents dan ikut menulis Beat the Devil tahun 1953, yang membuat daftar ‘Film Hebat’ mendiang Roger Ebert.

    Ini merupakan pencapaian khusus mengingat penulis mengubah adegan dengan tenggat waktu harian yang ditetapkan oleh sutradara John Huston, yang membuang skrip aslinya pada hari pertama pembuatan film dan menerbangkan Capote untuk memperbaikinya. Dengan ansambel aktor karakter yang sangat baik termasuk Humphrey Bogart, Jennifer Jones, dan Gina Lollobrigida, film ini adalah klasik kultus instan dan telah disebut sebagai film kamp pertama.

    Raymond Chandler

    Fiksi detektif Chandler sangat menentukan genre sehingga tujuh dari delapan novelnya dibuat menjadi film, meskipun tidak ada skenario yang ditulis oleh pengarangnya sendiri. Namun, Chandler memang menghidupkan karya klasik noir lainnya dalam penulisan bersama Double Indemnity dengan Billy Wilder, Strangers on a Train with Alfred Hitchcock, dan skenario asli untuk The Blue Dahlia. Dengan serangkaian novel sukses dan beberapa film terkenal untuk boot, pola dasar detektif Chandler yang melelahkan dunia memiliki dampak yang langgeng pada budaya Amerika.

    Michael Crichton

    Banyak kisah Michael Crichton telah sampai ke Hollywood. Jarang ada penulis yang mengadaptasi karya mereka sendiri untuk layar, tetapi itulah yang dilakukan Crichton untuk film blockbuster hit Jurassic Park, The Great Train Robbery, dan Rising Sun. Dia juga menciptakan serial televisi drama rumah sakit pemenang penghargaan, ER. Meskipun beberapa dari novelnya yang lain telah membuat debut bioskop, kebanyakan dari mereka menderita tanpa kepemimpinan Crichton. Kepiawaiannya mendongeng di berbagai media sangat jelas pada tahun 1994 ketika ia secara bersamaan merilis film, serial TV, dan novel nomor satu dengan Jurassic Park, ER, dan Disclosure.

    Brett Easton Ellis

    Menulis Less Than Zero dan American Psycho (yang keduanya dibuat menjadi film), poster masa kecil Brett Easton Ellis untuk dekadensi tahun 80-an yang menyeramkan juga meluas ke bioskop dengan film thriller erotis The Canyons, dibintangi bintang film dewasa James Deen dan Lindsay Lohan, dan adaptasinya novelnya The Informers, yang ditulis bersama dengan Nicholas Jarecki. Ellis telah mencoba berbagai format bercerita, dari novel, cerita pendek dan skenario hingga penyutradaraan dan bahkan akting. Konsisten di seluruh adalah rasa seksualitas yang kotor, kecemasan, dan kemewahan gelap, yang merupakan ciri khas Ellis.

    Dave Eggers

    Penulis memoar A Heartbreaking Work of Staggering Genius, Dave Eggers memberikan tangannya pada kisah masa depan dari jenis yang berbeda dalam menulis skenario untuk Where the Wild Things Are, yang diadaptasi dari buku klasik anak-anak Maurice Sendak. Dia juga ikut menulis drama komedi Away We Go bersama istrinya, Vendela Vida. Eggers adalah penulis dan editor yang produktif baik fakta maupun fiksi, serta pendiri majalah sastra komedi McSweeny dan beberapa organisasi pendidikan nirlaba.

    Gillian Flynn

    Penulis beberapa novel gelap dan misterius, termasuk buku terlaris New York Times Gone Girl, Gillian Flynn menulis adaptasi skenario film thriller psikologis, yang disutradarai oleh David Fincher. Seorang reporter staf lama dan kemudian kritikus televisi untuk Entertainment Weekly, Flynn bekerja sambilan sebagai novelis, menulis karya pertamanya saat dia masih bekerja di jurnalisme. Sejak kolaborasinya yang dipuji dengan Fincher, sepertinya kita belum melihat tulisan Flynn yang terakhir untuk layar.

    Nick Hornby

    Novelis Inggris Nick Hornby, yang menulis klasik komedi masam High Fidelity dan About A Boy, juga telah membuktikan kemampuannya dalam mengadaptasi novel untuk layar. Kegemarannya untuk menulis karakter yang mencari – yang tidak memiliki tujuan, tidak yakin, atau terobsesi dengan penemuan jati diri – terlihat jelas dalam semua karyanya, termasuk skenario untuk An Education, Wild, dan Brooklyn. Selain pekerjaan yang produktif dalam menulis dan mengedit, Hornby juga menulis lirik untuk artis musik Ben Folds, dan minatnya pada musik terlihat dalam banyak karyanya, terutama High Fidelity, di mana musik adalah mitologi pribadi.

    Larry McMurtry

    Larry McMurtry mengkhususkan diri dalam menulis suasana dan karakter negara koboi, dari Amerika Barat kuno hingga Selatan kontemporer. Novelnya termasuk Terms of Endearment dan Lonesome Dove, yang terakhir adalah pemenang Hadiah Pulitzer yang menjadi serial mini televisi pemenang Emmy yang eponim. McMurtry juga ikut menulis skenario untuk Brokeback Mountain dengan produser Diana Ossana, sebuah kisah cinta tragis antara para koboi yang representasi dari hubungan sesama jenis yang beragam mendapat pujian kritis. Karya McMurtry telah menerima lebih dari 30 nominasi Academy Award dan lebih dari selusin kemenangan.

    Mario Puzo

    Novel Mafia Mario Puzo termasuk The Godfather yang menentukan genre, yang diadaptasi bersama ke dalam trilogi bioskop yang disutradarai oleh Francis Ford Coppola. Karir awalnya sebagai jurnalis bubur kertas memaparkannya pada anekdot tentang Mafia, yang didorong oleh penerbitnya untuk diuraikan dalam novel. The Godfather adalah buku terlaris New York Times dan kemudian menjadi pemenang Oscar sebagai film Puzo membawa pulang Skenario Adaptasi Terbaik untuk The Godfather dan The Godfather Part II. Puzo juga ikut menulis skenario untuk Superman tahun 1978.

    John Steinbeck

    John Steinbeck diposisikan secara tegas dalam kanon sastra Amerika, dengan banyak novel yang dipuji termasuk Of Mice and Men, Cannery Row, East of Eden, Grapes of Wrath, dan sebagainya dianggap sebagai lambang sastra Amerika. Dia juga menulis skenario untuk beberapa film, termasuk adaptasi dari Viva Zapata dan The Red Pony miliknya. Sebagian besar novel populernya diadaptasi sebagai skenario oleh penulis lain, menganimasikan tema klasiknya tentang orang-orang yang tertindas melawan dunia ketidakadilan.

  • Beberapa Film Amerika Bertema Tentang Penulis

    Beberapa Film Amerika Bertema Tentang Penulis

    Beberapa Film Amerika Bertema Tentang Penulis – Penulis hadir dalam imajinasi publik sebagai karakter yang menarik, penuh kebijaksanaan, kreativitas, dan seringkali alkohol. Banyak film yang menceritakan kisah novelis, jurnalis, dan penulis lain yang bersemangat. Berikut film tentang profesi paling masokis di dunia.

    All the President’s Men (1976)

    Amerika diguncang pada awal tahun 1970-an oleh skandal Watergate, di mana kantor-kantor Partai Demokrat dibobol dan Administrasi Nixon diketahui tidak hanya terlibat, tetapi juga telah menjadi bagian dari upaya menutup-nutupi. Kisah dramatis dibawa ke layar lebar dari sudut pandang wartawan The Washington Post yang menyelidiki kasus tersebut, yang diperankan oleh Robert Redford dan Dustin Hoffman. Belum pernah mereka yang menggunakan kata-kata tertulis setiap hari digambarkan secara sinematik sebagai hal yang sangat penting bagi masyarakat.

    As Good as It Gets (1997)

    Jack Nicholson, salah satu bintang Hollywood yang paling tidak terduga, tampaknya bukan tipe yang akan berperan dalam ‘romcom’ klasik. Faktanya, intensitas kegilaannya biasanya diekspresikan melalui peran pembunuh kapak atau bos mafia. Namun pada tahun 1997, Nicholson melakukan putarannya sendiri pada genre romcom dengan menggambarkan novelis tertutup Melvin Udall, seorang penyendiri misanthropik dengan O.C.D. Grouchy Melvin ingin ditinggalkan untuk menulis di flatnya yang murni, tetapi kehidupannya yang terstruktur dengan cermat terganggu ketika dia mulai terikat dengan seorang pelayan dari kafe lokal, Carol Connelly (Helen Hunt). Upaya Hunt dan Nicholson dihargai dengan Oscar untuk karya yang intens namun manis ini.

    Barton Fink (1991)

    Coen Brothers memiliki bakat untuk memproduksi film yang, meskipun sangat ditonton, membuat Anda berpikir ‘tentang apa itu?’. Barton Fink tidak terkecuali: kritikus telah menyarankan bahwa itu menangani Fasisme, Hollywood dan ide-ide dari ‘orang biasa’. Lebih jelasnya, film gelap ini menggunakan beberapa genre dan gaya untuk menceritakan kisah penulis sukses Barton Fink (John Turturro) dan hubungannya dengan seorang penjual periang (John Goodman) di sebuah hotel L.A. yang kosong. Meskipun hanya menghasilkan sedikit keuntungan, film tersebut telah mencapai status kultus seperti beberapa produksi Coen lainnya.

    Capote (2005)

    Almarhum Philip Seymour-Hoffman membuat karir dari bermain karakter yang kompleks dan disalahpahami. Kemampuannya untuk mengambil peran seperti itulah yang memungkinkannya untuk berubah menjadi Truman Capote, raksasa sastra Amerika, di mana ia memenangkan Oscar. Film ini mengikuti Capote yang gemuk dan sopan saat dia meneliti pembunuhan mengerikan sebuah keluarga di pedesaan Kansas. Namun, saat Capote menggali lebih dalam, keterikatannya dengan salah satu pembunuh tumbuh sangat kuat. Buku berikutnya yang memetakan perjalanannya, In Cold Blood, membuat Capote sangat terkenal, tetapi prosesnya menghancurkannya – itu adalah buku terakhir yang dia tulis.

    Midnight in Paris (2011)

    Woody Allen menceritakan kisah seorang penulis nostalgia dalam penghormatan kepada generasi ‘Golden Age’ Paris yang hilang ini. Gil Pender (Owen Wilson) adalah seorang peretas Hollywood yang Anda dapat menebaknya, ingin menjadi seorang novelis. Gil adalah seorang romantis tanpa harapan, putus asa untuk melarikan diri dari keberadaan materialistis dangkal yang telah menyeret tunangannya ke dalamnya. Perjalanan ke ibu kota Prancis terbukti penting ketika Gil melakukan perjalanan kembali ke masa 1920-an yang glamor dan bertemu dengan pahlawan sastranya: Scott dan Zelda Fitzgerald, Gertrude Stein dan Ernest Hemingway yang terobsesi dengan pertempuran, yang membantu Pender memikirkan kembali novelnya yang kacau.

    Sideways (2004)

    Miles Raymond – diperankan oleh Paul Giamatti mewakili klise negatif para penulis: seorang novelis gagal yang semi-alkoholik, kesepian dan tidak diterbitkan. Namun, saat dia melakukan perjalanan darat ke desa penghasil anggur Santa Barbara menjadi apa yang Anda sebut sebagai pecinta anggur dengan temannya Jack Cole (Gereja Thomas Haden) yang bersemangat, Miles dipaksa untuk menghadapi kekalahannya yang depresif. Bersikap lucu dan tulus, Sideways terbukti sangat sukses dengan kritikus dan bahkan meningkatkan penjualan anggur global. Pandangan masam tentang persahabatan, cinta, dan ambisinya yang gagal kurang sinisme atau klise – kejadian yang semakin langka di Hollywood.

  • Penulis Modern dan Kontemporer dari Korea Selatan

    Penulis Modern dan Kontemporer dari Korea Selatan

    Penulis Modern dan Kontemporer dari Korea Selatan – Sejarah modern Korea Selatan ditandai dengan perubahan yang bergejolak yang telah membentuk jiwa nasionalnya. Dari pendudukan Jepang hingga Perang Korea yang mencabik-cabik bangsa, dan pemberontakan demokrasi tahun 1980-an, peristiwa-peristiwa nasional tersebut telah membentuk generasi penulis. Kami melihat sepuluh novelis dan penyair Korea modern paling penting yang karyanya mencerminkan turbulensi Korea abad ke-20.

    Park Wan-suh

    Lahir pada tahun 1931, Park Wan-suh mengalami secara langsung kengerian Perang Korea, yang menjungkirbalikkan dunianya karena pendidikan universitasnya terputus dan keluarganya berpisah. Baru pada tahun 1970-an Park memulai karir sastra dengan sungguh-sungguh. Karya pertamanya Namok (The Naked Tree) diterbitkan pada tahun 1970. Banyak karya Park termasuk The Naked Tree dan Who Ate Up All the Shinga berhubungan dengan trauma perang, terutama efek tragisnya pada hubungan keluarga. Peristiwa bersejarah ini disaring melalui perspektif perempuan Park untuk menunjukkan sifat perang yang menghancurkan tidak hanya pada orang mati, tetapi juga pada yang hidup, terutama perempuan yang menanggung ketidakpastian dan kesulitan yang ekstrim. Dalam karya-karya yang lebih baru, Park menyelidiki penderitaan perempuan di Korea pasca-perang yang tetap sangat patriarkal. premium303

    Ko Un

    Biksu Budha, aktivis demokrasi dan penyair, Ko Un telah melakukan banyak hal dalam karirnya yang panjang. Bisa dibilang sebagai penulis hidup terhebat Korea, Ko Un lahir pada tahun 1933 dan dengan demikian secara pribadi mengalami kengerian Perang Korea yang menghancurkan negara, melemparkannya ke dalam kekacauan dan mengakibatkan pendudukan dan akhirnya pecah. Setelah menyaksikan kebrutalan perang, selama sepuluh tahun, dari tahun 1952 di tengah-tengah perang saudara, hingga tahun 1962, Ko meninggalkan dunia dan masuk ke biara Buddha. Selama waktu ini, Ko menerbitkan puisi jilid pertamanya. Empat tahun kemudian, dia kembali memasuki dunia. Sebagai peserta aktif dalam gerakan demokrasi tahun 1970-an, Ko menghabiskan beberapa tahun di penjara karena oposisi politiknya. Selama periode ini, Ko terus menulis dan menerbitkan puisinya, yang banyak di antaranya kini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Puisi Ko, yang didasarkan pada tradisi Modernis, ditandai dengan semangat dan dinamisme. Dalam karya-karya seperti Ten Thousand Lives, Ko menyuarakan banyak individu yang telah melewati hidupnya. Pidato populer dan bentuk puisi tradisional berbaur, menghidupkan karakter-karakter ini. Volume lain oleh Ko termasuk The Sound of My Waves: Selected Poems 1960-1990, Abiding Places, Korea North & South dan Songs for Tomorrow: A Collection of Poems 1961-2001.

    Hwang Sok-yong

    Aktivis pembangkang dan hak, Hwang Sok-young lahir pada tahun 1943 di Cina utara yang diduduki Jepang, yang kemudian dikenal sebagai Manchukuo. Pengalaman formatif untuk Hwang datang pada tahun 1966 ketika ia dikirim ke Vietnam untuk ambil bagian dalam upaya perang Amerika. Selama waktu ini, Hwang menyaksikan kengerian perang, yang menjadi dasar dari karya pertamanya yang diterbitkan The Pagoda pada tahun 1970 serta The Shadow of Arms pada tahun 1985. Sepanjang tahun 1970-an dan 1980-an, Hwang menerbitkan koleksi karya yang sejalan dengan aktivitas politiknya. . Seorang aktivis melawan kediktatoran Park Chung-hee, Hwang mengambil bagian dalam Pemberontakan Gwangju yang demokratis. Setelah dipenjara pada tahun 1993 karena ‘pelanggaran keamanan nasional’ setelah bertugas di pertemuan Korea Utara dengan penulis Korea Utara, Hwang dibebaskan pada tahun 1998 dan melanjutkan karya sastra dengan The Old Garden, tentang turbulensi tahun 1980-an di Korea, dan The Tamu, tentang trauma mendalam dan amnesia kolektif akibat perpecahan Korea.

    O Chonghui (Oh ​​Jung-hee)

    Lahir di Seoul pada tahun 1947, Oh telah memenangkan Yi Sang dan Dong-In Literary Awards dan berada di garis depan dalam membangun kesuksesan penulis wanita di Korea. Dunia yang digambarkan Oh gelap dan suram, di mana lanskap kehidupan yang suram terbuka untuk mengungkapkan tidak ada secercah harapan atau penebusan. Kematian, bukannya membawa kelegaan, hanya melanjutkan kengerian. Beberapa karya Oh telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, termasuk River of Fire yang merupakan kumpulan cerita pendek yang disatukan oleh benang merah dunia dilihat dari perspektif protagonis perempuan mereka yang terasing dan terisolasi. Kumpulan ceritanya termasuk karya pertama Oh yang diterbitkan, The Toy Shop Woman. Koleksi terjemahan lain dari karya Oh adalah Chinatown.

    Ch’oe Yun

    Ch’oe Yun, lahir pada tahun 1953, adalah salah satu penulis Korea paling terkenal yang karyanya mempertimbangkan peristiwa sejarah dan politik yang telah membentuk jalannya Korea kontemporer. Pembantaian Gwangju tahun 1980 di mana pemberontakan rakyat digagalkan dengan keras oleh militer di bawah rezim otoriter Chun Doo-hwan ditampilkan dalam karya-karya Yun, seperti halnya gerakan pembangkang tahun 1980-an saat Korea melakukan transisi dari kediktatoran menuju pemerintahan demokratis. Karya Yun termasuk There a Petal Silently Falls,Grey Snowman, dan The Last of Hanako yang mengeksplorasi peran dan bias gender dalam masyarakat patriarkal Korea Selatan.

  • Inilah Biografi Stephen King, Penulis Terkenal

    Inilah Biografi Stephen King, Penulis Terkenal

    Inilah Biografi Stephen King, Penulis Terkenal – Stephen King adalah novelis terlaris ‘New York Times’ yang membuat namanya terkenal dalam genre horor dan fantasi dengan buku-buku seperti ‘Carrie,’ ‘The Shining’ dan ‘IT.’ Sebagian besar karyanya telah diadaptasi untuk film dan TV.

    Siapakah Stephen King?

    Stephen King lahir pada tanggal 21 September 1947 di Portland, Maine. Dia lulus dari University of Maine dan kemudian bekerja sebagai guru sambil memantapkan dirinya sebagai penulis. Juga menerbitkan karya dengan nama samaran Richard Bachman, novel horor pertama King, Carrie, sukses besar. Selama bertahun-tahun, King telah dikenal dengan judul-judul yang sukses secara komersial dan terkadang mendapat pujian kritis. Buku-bukunya telah terjual lebih dari 350 juta eksemplar di seluruh dunia dan telah diadaptasi menjadi berbagai film sukses. slot online

    Kehidupan dan Pendidikan Awal

    Penulis Stephen Edwin King lahir pada tanggal 21 September 1947 di Portland, Maine. King dikenal sebagai salah satu penulis horor paling terkenal dan sukses sepanjang masa. Orang tuanya, Donald dan Nellie Ruth Pillsbury King, berpisah ketika dia masih sangat muda, dan dia dan saudaranya David membagi waktu mereka antara Indiana dan Connecticut selama beberapa tahun. King kemudian pindah kembali ke Maine bersama ibu dan saudara laki-lakinya. Di sana dia lulus dari Lisbon Falls High School pada tahun 1966.

    King tinggal di dekat rumah untuk kuliah, kuliah di University of Maine di Orono. Di sana dia menulis untuk surat kabar sekolah dan bertugas di pemerintahan siswa. Saat di sekolah, King menerbitkan cerita pendek pertamanya, yang muncul di Kisah Misteri yang Mengejutkan. Setelah lulus dengan gelar bahasa Inggris pada tahun 1970, ia mencoba mencari posisi sebagai guru tetapi pada awalnya tidak berhasil. King bekerja di sebuah binatu dan terus menulis cerita di waktu luangnya hingga akhir tahun 1971, ketika ia mulai bekerja sebagai pendidik bahasa Inggris di Akademi Hampden. Pada tahun itulah dia juga menikah dengan sesama penulis Tabitha Spruce.

    King of Thrills and Chills

    Pada tahun 1973, King menjual novel pertamanya, Carrie, kisah remaja tersiksa yang membalas dendam pada teman-temannya. Buku itu menjadi sukses besar setelah diterbitkan pada tahun berikutnya, memungkinkan dia mengabdikan dirinya untuk menulis penuh waktu. Itu kemudian diadaptasi untuk layar lebar dengan Sissy Spacek sebagai karakter judul. Novel yang lebih populer segera menyusul, termasuk Salem’s Lot (1975), The Shining (1977), Firestarter (1980), Cujo (1981) dan IT (1986).

    Saat membuat novel tentang anjing ganas, gila, dan monster yang tinggal di selokan – seperti yang terlihat di Cujo dan IT, masing-masing – King menerbitkan beberapa buku sebagai Richard Bachman. Empat novel awal – Rage (1977), The Long Walk (1979), Roadwork (1981) dan The Running Man (1982) – diterbitkan dengan moniker karena kekhawatiran King bahwa publik tidak akan menerima lebih dari satu buku dari sebuah buku. penulis dalam satu tahun. Dia datang dengan alias setelah melihat novel karya Richard Stark di mejanya (sebenarnya nama samaran yang digunakan oleh Donald Westlake) ditambah dengan apa yang dia dengar diputar di pemutar rekamannya saat itu – “You Ain’t Seen Nothin ‘Yet,” oleh Bachman Turner Overdrive.

    Adaptasi Televisi dan Film

    Meskipun banyak karya King dibuat menjadi film atau adaptasi TV – Cujo dan Firestarter dirilis untuk layar lebar masing-masing pada tahun 1983 dan ’84, sementara itu memulai debutnya sebagai miniseri pada tahun 1990 – film The Shining, dirilis pada tahun 1980 dan dibintangi oleh Jack Nicholson dan Shelley Duvall, menjadi film thriller horor terkenal yang telah teruji oleh waktu.

    Untuk sebagian besar karirnya, King menulis novel dan cerita dengan sangat cepat. Dia menerbitkan beberapa buku per tahun selama sebagian besar tahun 1980-an dan 90-an. Kisahnya yang menarik dan mendebarkan terus digunakan sebagai dasar dari banyak film untuk layar besar dan kecil. Aktris Kathy Bates dan aktor James Caan membintangi adaptasi Misery yang sukses secara kritis dan komersial pada tahun 1990, dengan Bates memenangkan Oscar untuk penampilannya sebagai psikotik Annie Wilkes.

    Empat tahun kemudian, The Shawshank Redemption, yang dibintangi oleh Tim Robbins dan Morgan Freeman dan berdasarkan salah satu ceritanya, menjadi acara terkenal lainnya dengan beberapa nominasi Oscar. Novel King tahun 1978, The Stand, menjadi miniseri tahun 1994 dengan Molly Ringwald dan Gary Sinise sebagai pemeran utama, sedangkan serial pada pertengahan tahun 90-an The Green Mile diubah menjadi film berbasis penjara 1999 yang dibintangi oleh Tom Hanks dan Michael Clarke Duncan.

  • Biografi Anne Frank

    Biografi Anne Frank

    Biografi Anne Frank – Anne Frank (1929-45) adalah seorang gadis muda Yahudi yang tewas dalam Holocaust. Selama Perang Dunia Kedua, keluarganya terpaksa bersembunyi dari Gestapo, dan dalam kondisi yang sempit, dia membuat catatan harian tentang pengalaman dan pikirannya. Setelah perang, ayahnya Otto Frank menemukan buku hariannya dan, terpukul oleh kedewasaan dan kedalaman perasaannya, menerbitkannya aslinya dengan judul ‘Diary of A Young Girl’ kemudian sebagai “Diary of Anne Frank”. Buku harian Anne Frank telah menjadi salah satu catatan Holocaust yang paling terkenal dan telah membantu memberikan kisah manusia di balik statistik Holocaust.

    Anne Frank lahir pada 12 Juni 1929 di Frankfurt am Main, Jerman. Ayahnya Otto Frank adalah seorang pengusaha Jerman. Pada tahun 1933, pada puncak depresi hebat, Adolf Hitler dan NSDAP (partai Nazi) naik ke tampuk kekuasaan di Jerman dan mulai melembagakan undang-undang antisemit. Karena permusuhan dengan orang Yahudi, Otto Frank membawa keluarganya ke Belanda di mana dia mendirikan bisnis baru yang berdagang pektin. slot

    Namun, setelah jatuhnya Belanda ke tangan Nazi pada tahun 1940, populasi Yahudi mengalami tindakan represif yang semakin meningkat dan dia harus pindah dari sekolah umum ke sekolah Yahudi. Seperti yang disebutkan Anne dalam buku hariannya.

    Pada tahun 1942, situasi populasi Yahudi di Eropa memburuk dan dengan saudara perempuannya di bawah ancaman deportasi, Otto Frank membawa keluarganya ke persembunyian paksa, di belakang salah satu tempat bisnisnya di jantung kota Amsterdam. Keluarganya kemudian bergabung dengan keluarga Van Pels yang juga berusaha menghindari penangkapan. Keluarga Yahudi dibantu oleh teman-teman non-Yahudi, seperti Miep Gies yang menyelundupkan makanan dan perbekalan ke lingkungan yang sempit.

    Anne berusia tiga belas tahun ketika keluarganya bersembunyi dan dia mulai menulis buku harian tentang kehidupan sehari-hari di pavilyun rahasia. Dia juga menggunakan buku hariannya untuk mengekspresikan pikiran dan emosinya saat tumbuh dan hidup dalam keadaan yang menantang. Pada siang hari, mereka harus sangat diam agar tidak menimbulkan kecurigaan terhadap mereka yang tinggal di bawah. Menyembunyikan orang Yahudi dari Gestapo merupakan suatu pelanggaran dan sulit untuk mengetahui siapa yang dapat dipercaya untuk menjaga rahasia tersebut.

    Buku harian Anne bercerita tentang kesulitan hidup di ruang tertutup dengan begitu banyak orang. Suasana terkadang mencekik karena iritasi kecil dapat mengganggu saraf dan tidak dapat keluar, tidak ada pelepasan atau pelarian dari lingkungan. Mereka dengan bersemangat mengikuti berita perang dan pada tahun 1944 mereka semakin berharap ketika mereka mendengar tentang pendaratan Sekutu di Prancis dan pembebasan Paris.

    Salah satu ciri mencolok dari buku harian itu adalah bagaimana dia menulis tentang pengalaman hidup sehari-hari yang sangat biasa dari seorang remaja muda, dengan latar belakang situasi perang yang menakutkan. Misalnya, ia mengembangkan romansa berumur pendek dengan Peter van Pels yang berusia 16 tahun, yang juga bersembunyi di loteng. Dengan Peter, dia mengalami ciuman pertamanya, tetapi juga memiliki kesadaran diri untuk bertanya-tanya apakah kegilaannya adalah cinta yang tulus atau akibat dari situasi terbatas yang dia alami. Anne menulis tentang semua orang dan hubungan yang berbeda di dalam tempat persembunyian dia dekat dengan ayahnya, tetapi sering merasa jauh dari ibunya.

    Terlepas dari kesulitan dan tantangan situasinya, dia juga mengungkapkan joie de vivre yang alami dan pandangan hidup yang positif, misalnya

    Sayangnya, pada 4 Agustus 1944 (dengan Sekutu mendekati tentara Jerman yang mundur), sumber anonim memberikan petunjuk kepada polisi rahasia Jerman. Keluarga-keluarga itu ditangkap bersama dengan dua orang pembantu dan mereka dikirim dengan kereta konvoi terakhir ke Auschwitz. Setelah lolos dari proses seleksi (kebanyakan orang yang berusia di bawah 15 tahun langsung dikirim ke kamar gas), Anne dikirim ke kamp kerja paksa untuk perempuan. Mereka beberapa bulan kemudian pada November 1944, dia diterbangkan ke kamp konsentrasi Bergen-Belsen. Belsen terkenal memiliki kondisi yang buruk. Para tahanan kelaparan dan dianiaya oleh penjaga yang sadis. Dalam kondisi yang tidak sehat dan penuh sesak, penyakit marak dan angka kematian sangat tinggi. Pada bulan-bulan terakhir perang, Anne terkena demam tifoid dan dia meninggal – hanya satu atau dua bulan sebelum kamp dibebaskan oleh pasukan Sekutu yang bergerak maju.

    Kecuali ayahnya Otto, semua keluarganya meninggal di berbagai kamp konsentrasi di seluruh Eropa – nasib serupa bagi banyak keluarga Yahudi. Setelah perang usai, Otto kembali ke tempat mereka bersembunyi selama dua tahun. Di sinilah dia menemukan buku harian Anne dan dia terkesan dengan tulisan putrinya. Mengetahui dia telah mengungkapkan keinginannya untuk menjadi seorang penulis, dan didorong oleh teman-temannya, dia memutuskan untuk mencoba menerbitkannya. Awalnya bernama Het Achterhuis (The Secret Annex) tapi saat diterjemahkan ke Inggris, namanya diubah menjadi “The Diary of Anne Frank”

    Buku hariannya diterbitkan pada tahun 1947 dan, dalam cetakan pertama, 3.000 eksemplar dicetak. Mengikuti artikel cemerlang oleh Jan Romein di surat kabar Het Parool, itu menjadi buku terlaris dan diterjemahkan ke dalam 60 bahasa. Orang-orang terpesona oleh tulisannya dan apa yang berhasil dia sampaikan dalam situasi yang paling sulit.

    Bukunya telah menjadi simbol penting tentang bagaimana orang yang tidak bersalah dapat menderita intoleransi dan penganiayaan.

    Pada tahun 1960, tempat persembunyian rahasia keluarga diubah menjadi Museum Anne Frank dan dikunjungi oleh ribuan orang setiap tahun.

  • Inilah Biografi Singkat Tentang JK Rowling

    Inilah Biografi Singkat Tentang JK Rowling

    Inilah Biografi Singkat Tentang JK Rowling – JK Rowling lahir di Chipping Sodbury, 31 Juli 1965. Masa kecilnya bahagia, meskipun dia ingat pernah diejek karena namanya, “Rowling”. Dia ingat sering dipanggil “Rowling pin” oleh teman-teman sekolahnya yang kurang cerdik. J.K. Rowling mengatakan dia tidak pernah benar-benar akrab dengan namanya sendiri, meskipun, dia ingat dia menyukai nama Potter sejak usia dini. J.K.Rowling belajar di Sekolah Dasar St Michael di Gloucestershire, sebelum pindah ke Chepstow, South Wales pada usia sembilan tahun.

    Sejak usia dini, J.K. Rowling berambisi menjadi penulis. Dia sering mencoba menulis, meskipun sedikit yang datang dari usaha awalnya. Pada usia enam tahun dia menulis buku tentang kelinci yang menderita campak. Setelah ibunya memuji usahanya. Rowling menjawab, ‘Baiklah, segera terbitkan.’ Dia mengakui bahwa ‘Agak aneh bagi seorang anak berusia enam tahun untuk berpikir. Saya tidak tahu dari mana asalnya… ” slot gacor

    Dalam otobiografinya sendiri, dia mengingat dengan sangat suka, ketika teman baiknya Sean menjadi orang pertama yang memberinya keyakinan bahwa suatu hari dia akan bisa menjadi penulis yang sangat baik.

    Setelah menyelesaikan sekolah, orang tuanya mendorongnya untuk belajar bahasa Prancis di Rowling University of Exeter. Dia sedikit menyesal memilih bahasa Prancis, mengatakan dia lebih suka belajar bahasa Inggris. Namun, orang tuanya berharap agar dia belajar sesuatu yang “lebih berguna” daripada bahasa Inggris.

    Setelah menghabiskan satu tahun di Paris, J.K.Rowling lulus dari universitas dan mengambil berbagai pekerjaan di London. Salah satu pekerjaan favoritnya adalah bekerja untuk Amnesty International; amal, yang mengkampanyekan pelanggaran hak asasi manusia di seluruh dunia. Amnesty International, adalah salah satu dari banyak badan amal, yang didukung oleh J.K.Rowling dengan murah hati sejak dia memperoleh kekayaan baru yang ditemukan.

    Pada tahun 1990, J.K.Rowling pertama kali mendapatkan ide tentang Harry Potter. Seperti yang dia ingat, dalam perjalanan kereta api yang panjang dari Manchester ke London, dia mulai membentuk dalam pikirannya, karakter dari serial tersebut. Di garis depan, adalah seorang anak laki-laki, pada saat itu tidak menyadari bahwa dia adalah seorang penyihir. Kereta ditunda selama lebih dari empat jam, tetapi dia tidak memiliki pena dan terlalu malu untuk meminta apa-apa,

    Inspirasi untuk menulis

    Berbicara di Program Radio BBC “The Museum of Curiosity”, 23 Desember 2019, Rowling berbicara tentang proses menulisnya. Dia bilang dia membayangkan dia berjalan melalui hutan menuju danau. Di danau, dia menunggu inspirasi muncul dari kedalamannya. Kemudian dia membawa ini kembali ke pondoknya di mana dia harus memoles inspirasi seperti mimpi sampai dalam keadaan fit untuk diterbitkan. Bagi Rowling, menulis adalah proses ganda – mendapatkan inspirasi dari sumber yang tidak diketahui dan kemudian mengerjakan inspirasi untuk menjadikannya kenyataan yang kokoh. Dia mengawali cerita dengan mengatakan dia enggan menjelaskan prosesnya karena sulit untuk dijelaskan.

    Kekayaan J.K.Rowling

    Pada 2017, menurut Forbes, perkiraan kekayaannya mencapai $ 650 juta, itu akan lebih tinggi tetapi dia telah menyumbangkan sejumlah besar uang untuk amal. Merek global Harry Potter diperkirakan bernilai £ 7 miliar.

    Amal J.K.Rowling

    J.K.Rowling telah menyumbangkan banyak uang untuk amal yang dia dukung. Ini termasuk:

    • Anti-Poverty. Dia adalah Presiden Badan Amal – Keluarga Satu Orang Tua
    • Multiple sclerosis. Dia telah menyumbangkan uang untuk penelitian dan pengobatan Multiple Sclerosis, yang diderita ibunya.
    • Lumos – membantu anak-anak yang dilembagakan di Eropa Timur
  • 10 Penulis Buku Komik Paling Berpengaruh Bagian 2

    10 Penulis Buku Komik Paling Berpengaruh Bagian 2

    10 Penulis Buku Komik Paling Berpengaruh Bagian 2 – Setelah dianggap di pinggiran fiksi ilmiah dan fantasi, penulis buku komik saat ini menikmati kesuksesan arus utama dan karier yang menguntungkan karena banyak dari ciptaan mereka membuat lompatan ke layar perak dan keabadian budaya pop. Berikut adalah lanjutan artikel “10 Penulis Buku Komik Paling Berpengaruh”.

    6. John Byrne

    Banyak alur cerita yang kita lihat dalam film buku komik dan acara TV hari ini berasal dari pena penulis dan artis John Byrne di tahun 70-an dan 80-an. Ini termasuk busur Jean Grey / Phoenix dalam film X-Men, fokus pada Clark Kent muda di acara TV Smallville, dan hampir semua hal baik yang pernah Anda baca atau lihat yang melibatkan The Fantastic Four. John Byrne telah terbukti sangat berpengaruh; Tulisannya untuk The Fantastic Four dianggap sebagai masa keemasan untuk judul tersebut, sementara alur ceritanya untuk X-Men di tahun 70-an terus dirancang ulang oleh penulis lain saat ini. Pada tahun 1986, D.C. Comics menyewa John Byrne untuk menyusun kembali dan meluncurkan kembali Superman – bisa dibilang superhero paling ikonik sepanjang masa. John Byrne juga menulis untuk komik seperti The Avengers, Incredible Hulk, dan Alpha Flight. Setiap kali dia membawa cerita berpasir penuh cinta dan kehilangan untuk para pahlawan dan dunia mereka. idn slot

    7. Mark Millar

    Mark Millar bukan hanya penulis arc Civil War populer Marvel, yang diadaptasi menjadi tahun film bersama Captain America: Civil War, tetapi ia juga merupakan pemikir kreatif di balik komik berpengaruh seperti Wanted, Kick-Ass, dan Marvel Knights: Manusia laba-laba. Dalam dunia buku komik kontemporer, hanya sedikit penulis yang lebih berpengaruh daripada Mark Millar. Faktanya, Millar yang lahir di Skotlandia dianugerahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II pada bulan Juni 2013 atas jasanya pada film dan sastra, dan dianugerahi gelar “Anggota Ordo Paling Unggul Kerajaan Inggris”. Kredit tulisannya yang lain termasuk Swamp Thing dan Superman: Red Son, serial mini tiga edisi yang sangat populer yang menceritakan kisah alam semesta alternatif tempat kapal roket Superman mendarat di pertanian Ukraina dan bukan di Kansas, dan Son of Krypton berakhir. up bekerja untuk pemerintah Soviet daripada memperjuangkan kebenaran, keadilan, dan cara Amerika.

    8. Alan Moore

    Dia terlihat seperti seseorang yang keluar dari Game of Thrones dan dikenal sangat keras kepala; namun, hanya sedikit penulis buku komik yang lebih berpengaruh daripada Alan Moore. Penulis Inggris secara bergantian disebut “Penulis novel grafis terbaik dalam sejarah” dan “Salah satu penulis Inggris terpenting dalam lima puluh tahun terakhir.” Ini berkat karyanya yang orisinal dan berpengaruh dalam menulis komik seperti V for Vendetta, From Hell, The League of Extraordinary Gentleman dan, atau tentu saja, mahakaryanya, Watchmen. . Serial terbatas Watchmen, yang diterbitkan oleh DC Comics antara 1986 dan 1987, adalah satu-satunya novel grafis yang muncul di daftar “100 Novel Terbesar” versi majalah Time. Alan Moore juga menulis Batman: The Killing Joke, yang secara luas dianggap sebagai salah satu cerita Batman terbaik sepanjang masa, dan cerita definitif yang melibatkan penjahat utama The Joker. Alan Moore memulai karirnya dengan menulis untuk Swamp Thing, yang dibangkitkannya dari tong sampah di DC. Hampir setiap cerita komik Moore dibuat menjadi film. Ya, bahkan Swamp Thing.

    9. Frank Miller

    Frank Miller mengamankan tempatnya di jajaran buku komik dengan menyusun Batman: The Dark Knight Returns sendiri. Tapi pria itu telah melakukan begitu banyak hal berpengaruh lainnya di dunia komik, termasuk mengembangkan kreasi asli Sin City dan 300, serta membentuk dan kemudian membentuk kembali karakter Marvel Daredevil. Seorang ahli alur cerita yang gelap dan berpasir, Miller memulai karirnya dengan mengambil alih karakter Daredevil yang saat itu sedang menggelepar dan menjadikannya salah satu pahlawan super paling populer di alam semesta Marvel. Dia menciptakan karakter Elektra dan Bullseye, dan membawa alur cerita Daredevil ke dalam wilayah yang gelap dan menyakitkan yang terus berlanjut hingga hari ini. Miller kemudian secara bersamaan menulis ulang legenda Batman dan menunjukkan kekuatan novel grafis dengan miniseri empat bagian Batman: The Dark Knight Returns, yang secara rutin terpilih sebagai novel grafis / komik paling berpengaruh dan terbaik sepanjang masa. Tidak puas untuk berpuas diri, Miller kemudian mengembangkannya sendiri, menciptakan judul asli yang gelap dan penuh kekerasan seperti Sin City dan 300. Tulisannya membantu membawa buku komik ke area yang lebih gelap dan lebih dewasa, dan membuktikan bahwa medianya tidak hanya untuk anak-anak.

    10. Stan Lee

    Adakah orang yang lebih berpengaruh terhadap buku komik daripada Stan Lee? Bagaimanapun, ini adalah orang yang menciptakan Spider-Man, The Incredible Hulk, The Fantastic Four, Iron Man, Thor, dan X-Men. Ini mungkin tampak sulit dipercaya sekarang, tetapi semua karakter ini muncul dari pikiran satu orang; masing-masing berbeda, unik, dan tidak seperti pahlawan super lainnya. Stan Lee juga dikreditkan dengan membawa cerita buku komik ke arah baru di tahun 60-an dan 70-an, menceritakan narasi penting yang berfokus pada kekurangan karakter, masalah, dan masalah kontemporer dalam masyarakat.

    Sementara perusahaan buku komik lainnya memperkenalkan hewan peliharaan superhero dan mencoret-coret “Pow” dan “Bang” di seluruh panel buku komik, Stan Lee menulis tentang cinta, kehilangan, kepemilikan, dan kerusakan kota. Karakternya, di atas segalanya, adalah orang luar di dunia yang tidak menerima mereka. Bahwa mereka masih memilih untuk melindungi orang-orang biasa yang mencemooh mereka karena berbeda itulah yang menjadikan karakter Stan Lee sebagai pahlawan super. Dia selamanya mengubah lanskap buku komik dan mengantarkan pahlawan super yang kita nikmati di layar lebar hari ini. Excelsior!